Kalapas Permisan Hadiri Penutupan Magang Poltekip Angkatan 55 di Pantai Permisan

NUSAKAMBANGAN - Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Permisan Nusakambangan, Ahmad Hardi, hadir secara langsung dalam rangkaian acara penutupan magang Taruna Poltekip Angkatan 55 bertajuk Satriya Sancaya Karya Dhika yang bertempat di Pantai Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Kamis (03/10).

Acara tersebut merupakan rangkaian akhir proses magang yang telah dilakukan oleh para Taruna Poltekip Angkatan 55. Hadir sebagai pemimpin upacara, Ir. Razilu, M.Si, CGCAE selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum dan HAM.

Baca juga: Kalapas Besi Bersama Asesor Hadiri Sosialisasi Fitur Asesmen Sistem Database Pemasyarakatan

Dalam amanatnya, Razilu menekankan tentang pentingnya para Taruna mengaplikasikan seluruh ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama proses magang.

Rangkaian kegiatan tersebut juga dilakukan pemasangan brevet tanda berakhirnya magang serta berbagai atraksi yang dilakukan oleh para taruna, seperti aksi bela diri, pasang bongkar senjata, dramatisasi kehidupan warga binaan dan pertunjukan dansa bersama dengan seluruh pimpinan tinggi.

Baca juga: Turut Ramaikan HUT Pengayoman, Pegawai Lapas Karanganyar Nusakambangan Antusian Ikuti Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan bagi Pegawai Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah Eks Karesidenan Nusakambangan dan Cilacap

Kalapas Permisan juga berharap seluruh Taruna Poltekip Angkatan 55, untuk mengimplementasikan capaian saat melaksanakan kegiatan di UPT Nusakambangan, ilmu-ilmu serta pengalaman yang diberikan para senior selama berada disini agar dapat diterapkan kelak jika ditempatkan di tempat tugas baru.

Hadir pada kesempatan tersebut selaian Kepala BPSDM adalah sekretaris BPSDM, Plh. Kakanwil Jateng sekaligus Kadiv Pemasyarakatan, seluruh Kepala Pusat di BPSDM, Direktur POLTEKIP, Direktur POLTEKIM, Kepala UPT Pemasyarakatn dan Imigrasi se-eks karesidenan Banyumas serta sejumlah undangan lintas instansi.

Baca juga: Lapas Besi Ikuti Pelatihan Deteksi Dini Masalah dan Gangguan Kejiwaan Narapidana Terorisme